"Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu." (Galatia 5:22-23)
Banyak orang Kristiani maupun tidak Kristini yang telah keliru memahami definisi Alkitab dari kata kelemahlembutan. Semua orang tahu bahwa Yesus lemah lembut, dan mereka biasanya menghubungkan kelemahlembutan-Nya dengan kemampuan-Nya untuk menderita aniaya tanpa melawan atau membalas sedikit pun. Padahal kelemahlembutan sebenarnya mempunyai tiga definisi yang jauh lebih luas daripada hanya tidak membalas.
Menurut James Strong dalam bukunya "Strong's Exchaustive Concordance of the Bible", Orang yang lemah lembut mempunyai sikap 1) penuh penguasaan diri dan tidak cepat menyerang ataupun membalas, 2) mempunyai roh dan cara berpikir yang rendah hati, 3) mau diajar. Ketiga atribut inilah yang membentuk buah Roh Kelemahlembutan dalam pribadi seorang yang beriman.
Fungsi pertama dari buah Roh kelemahlembutan adalah memampukan orang-orang beriman untuk mengembangkan roh penguasaan diri sehingga tidak mudah menyerang ataupun membalas.
Banyak orang Kristiani masa kini yang menganggap mereka bersikap lemah lembut jika mereka tidak tersinggung bila ditegur oleh karena kesalahan-kesalah yang telah mereka perbuat. Tetapi, sebenarnya kita tidak dapat menyamakan penderitaan seseorang yang telah membuat kesalahan atau melakukan kejahatan sebagai suatu kesempatan untuk menunjukkan kelemahlembutan. Kelemahlembutan terjadi bila seseorang tidak tersinggung ketika ia harus menderita karena hidup dalam kebenaran.
Orang yang benar lemah lembut memiliki penguasaan diri tidak mengeluarkan reaksi yang negatif walaupun ia dituduh, difitnah, disakiti, atau dianiaya. Kekuatan untuk menguasai diri sementara menderita ketidakadilan dimilikinya karena ia telah memupuk buah roh kelemahlembutan.
Fungsi kedua dari buah kelemahlembuatan adalah membuat orang-orang beriman mampu hidup dalam roh dan pikiran yang rendah hati. Seorang sarjana Alkitab terkemuka W.E Vine mengartikan kelemahlembutan sebagai "kebalikan dari sikap suka menonjolkan dan mementikan diri sendiri;..sama sekali tidak memusatkan perhatian kepada diri sendiri."
Orang Kristiani yang mengembangkan buah Roh kelemahlembutan di dalam dirinya akan mendapatkan bahwa Ia mempunyai sikap baru, yakni kesejahteraan orang lain menjadi lebih penting daripada kesejahteraan dirinya. Pada saat hal ini terjadi, orang Kristiani ini akan mendapatkan bahwa suatu rintangan besar yang sebelumnya membuat ia tidak bisa maju dalam kehidupannya telah hancur.
Sebagai contoh, jika ia menghadapi suatu pencobaan, umpamanya menderita suatu penyakit, ia tidak hanya akan mendoakan dirinya melainkan juga mendoakan orang lain yang sedang menghadapi cobaan yang sama. Hanya kelemahlembutan bisa membuat seorang beriman memiliki pikiran yang rendah hati untuk mendahulukan kesejahteraan dan kebahagiaan orang lain daripada kesejahteraan dan kebahagiaan dirinya sendiri (baca keluaran 32:30-32).
Fungsi ketiga dari buah Roh kelemahlembutan adalah membuat orang-orang Kristiani mau menerima pengajaran Firman.
Firman hanya dapat tertanam dalam hati kita bila kita lemah lembut. Penerimaan terhadap Firman "yang tertanam dalam hati" akan membuahkan "keselamatan jiwa"; yakni kemampuan untuk bertahan sampai pada akhirnya, berkemenangan, tidak dapat dikalahkan iblis. Kemampuan ini hanya dapat diperoleh jika kita memiliki roh yang mau diajar.
Penghalang terbesar yang dihadapi orang Kristiani yang mau mengembangkan sikap roh yang mau diajar adalah adat istiadat manusia. Suka atau tidak, ada hal-hal dalam adat istiadat yang sudah temurun diajarkan oleh orang tua kita harus dikikis agar kebenaran firman Tuhan dapat kita terima secara utuh. Ketika kita menuruti Roh kelemahlembutan maka hal ini bukanlah permasalahan yang sulit karena kuasa Tuhan lah yang membantu menjalani keputusan yang menurut kita berat tersebut.
Setelah kita mengerti akan fungsi dari Roh kelemahlembutan terus bertumbuh dalam hidup kita, maka pertanyaan selanjutnya yang harus dijawab adalah, "bagaimana cara menumbuhkannya?" Setidaknya ada 3 cara, yakni pertama dengan melakukan puasa. Dengan berpuasa maka sebenarnya Anda sedang belajar untuk mengorbankan hal-hal yang penting dalam hidup Anda, dalam hal ini yang Anda korbankan adalah nafsu makan Anda. Ketika Anda berhasil melaksanakannya sebenarnya itu dapat menjadi tolok ukur kemungkinan besar akan bersedia juga mengorbankan hal-hal lain yang dimilikinya bagi orang tersebut bila dianggapnya perlu. Ingat, bahwa salah satu unsur dari Roh kelemah lembutan adalah penyangkalan diri, yang mencakup antara lain berpuasa atau tidak makan.
Cara kedua adalah dengan mengambil manfaat dari pengalaman padang gurun kehidupan. Kehidupan Musa adalah contoh yang menunjukkan betapa Allah menunjukkan pengalaman-pengalaman padang gurun untuk mengembangkan kelemahlembutan dalam diri anak-anakNya. Dan cara ketiga atau terakhir adalah melakukan penyangkalan diri. Kelemahlembutan merupakan kebalikan dari sikap mementingkan diri sendiri. Yesus ketika hidup sebagai manusia pun melakukan hal ini (baca Filipi 2:5-8). Dia mengosongkan dirinya agar kehendak Allah tergenapi di bumi. Yesus menyangkal diri-Nya sendiri dan mau taat akan tugas yang diberikan Allah kepada-Nya. Hasilnya adalah saat ini hubungan antara manusia dengan Allah pun kembali tersambung.
Memiliki Roh kelemahlembutan di dalam diri seseorang adalah sebuah hal yang luar biasa. Dengan terus menerus mengembangkan buah kelemahlembutan maka orang tersebut sebenarnya akan semakin rendah hati terhadap setiap ajaran firman Tuhan.
Begitupun dengan Anda saat ini. Ketika Anda mau belajar mengembangkan buah kelemahlembutan, firman Tuhan yang Anda dengar dan baca akan membakar hati Anda untuk memberitakan kabar baik kepada orang-orang yang belum mengenal Tuhan. Miliki dan kembangan buah Roh kelemahlembutan itu sekarang dan jadilah orang yang menjadi pembawa kabar injil keselamatan itu kepada setiap orang yang Anda temui.